Profil Prodi TK

Program Studi Teknologi Kimia (PSTK) merupakan program studi Diploma III berada dibawah pengelolaan Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.  PSTK didirikan pada tahun 1987 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 100/0/1987 tanggal 09 Mei 1987 tentang Pembukaan Program Studi Teknik Kimia (D-III) pada Politeknik Negeri Lhokseumawe.  Dengan adanya penyesuaian nama program studi dan nomenklatur merujuk pada Permenristekdikti No. 15 Tahun 2017 dan Permenristekdikti No. 257 Tahun 2017, maka nama program studi Teknik Kimia berubah nama menjadi Program Studi Teknologi Kimia (PSTK). PSTK didirikan dalam rangka merespon kebutuhan DUDIKA (Dunia Usaha Dunia Kerja) yang ada di Provinsi Aceh khususnya dan Indonesia serta global pada umumnya.  PSTK didukung oleh industri yang ada di sekitar kawasan PNL seperti PT. PAG, PT.PIM, PKS, dan lain-lain. Sehingga PSTK didirikan bertujuan untuk mencetak lulusan sebagai Operator/Teknisi Industri, Analis Laboratorium Industri dan sebagai Technopreneur.

PSTK memiliki Visi, Misi, Sasaran dan Strategi (VMTS) mengacu pada VMTS PNL sesuai Peraturan Politeknik Negeri Lhokseumawe berdasarkan Permenristekdikti Nomor 37 Tahun 2018 tentang Statuta Politeknik Negeri Lhokseumawe. Bentuk koherensi tersebut dituangkan dalam visi misi PSTK, yaitu “ Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang Teknologi Kimia berbasis sumber daya alam serta memiliki kemampuan technopreuner ”. Pelaksanaan VMTS yang dilakukan oleh PNL dan PSTK berjalan dengan baik melalui penerapan sistem manajemen, administrasi dan kerjasama berdasarkan prinsip tata kelola yang baik.

Sistem manajemen yang diterapkan di PNL dan PSTK memenuhi lima pilar sistem manajemen, yaitu kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan adil sesuai pedoman dan tata kelola perguruan tinggi (Good University Governance) yang baik. Operasional dan sistem manajemen operasional dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi. PNL dalam menjalankan tata pamong sudah mengimplementasikan manajemen risiko untuk menjamin keberlangsungan pengelolaan PNL dan PSTK

Visi Prodi TK

Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dibidang Teknologi Kimia berbasis sumber daya alam serta memiliki kemampuan technopreuner.

 

 

Misi Prodi TK

  1. Mencetak mahasiswa yang beriman, bertakwa dan mahasiswa mulia.
  2. Menyelenggarakan sistem pendidikan sesuai kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan stakeholders guna menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan profesional di  bidang teknologi kimia.
  3. Mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis sumber daya alam.
  4. Mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha/industri.  

Tujuan Prodi TK

  1. Menghasilkan tenaga Ahli Madya profesional dalam bidang teknik proses dengan titik berat pada operasi proses produksi di industri.
  2. Menghasilkan dan melakukan diseminasi produk penelitian terapan.
  3. Menghasilkan produk dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  4. Menghasilkan jasa layanan akademis dan teknis dalam bidang profesi teknik kimia.

Surat Keputusan

Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (CP) didefinisikan sebagai kemampuan yang diperoleh melalui pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan pengalaman kerja. CP mencerminkan pencapaian seseorang dalam proses belajar, baik yang terstruktur maupun tidak. Rumusan CP terdiri dari sikap dan nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, serta wewenang dan tanggung jawab.

1.1.1  Sistem Pembelajaran

Untuk memastikan bahwa kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya dalam Program Studi DIII Teknologi Kimia tercapai, sistem pembelajaran diarahkan dengan langkah-langkah berikut:

a.     Mendalami, berlatih, dan menghayati untuk mencapai kompetensi.

b.     Pembentukan kompetensi profesional melalui:

1)    Melatih keterampilan dasar dalam pembelajaran.

2)    Merencanakan penerapan kontekstual dari berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis.

3)    Mengaplikasikan secara kontekstual berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis.

c.     Prinsip-prinsip dalam sistem pembelajaran mencakup:

1)    Aktivitas mahasiswa yang tinggi.

2)    Proses belajar dengan penekanan pada pemikiran tingkat tinggi (kritis, logis, reflektif, pemecahan masalah, dan penilaian).

3)    Pencapaian efek instruksional dan efek pemberdayaan.

4)    Pemanfaatan Teknologi Informasi.

5)    Pembelajaran yang terkait dengan konteks kehidupan nyata.

6)    Penggunaan metode pembelajaran inovatif dan kreatif.

7)    Pembelajaran melalui praktik langsung (Learning by doing).

d.     Mengembangkan pola magang/PKL satu semester di industri dengan system 4-1-1. Pembelajaran dilakukan secara dual system: empat semester di kampus, satu semester di industri, dan satu semester di kampus. Pelaksanaan magang industri/PKL (termasuk industri kecil-menengah) untuk menerapkan teori keilmuan yang diperoleh di kampus pada proses industri, dan mensinkronkan teknologi yang digunakan di industri dengan teori yang dipelajari di kampus sehingga terjalin hubungan erat antara industri dengan kampus. Kampus akan menjadi pusat pengetahuan, yang aplikasinya pada industri.

Proses pembelajaran dalam Program Studi DIII Teknologi Kimia memiliki karakteristik yang mencakup interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, dan berpusat pada mahasiswa. Perencanaan proses pembelajaran dilakukan secara rinci untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam Dokumen Pembelajaran. Dokumen pembelajaran terdiri dari 5 bagian utama:

1)    Capaian Pembelajaran: Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah tersebut.

2)    Rencana Pembelajaran Semester (RPS): Merupakan rencana keseluruhan untuk proses pembelajaran selama satu semester, termasuk tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi.

3)    Satuan Acara Pembelajaran (SAP): Merupakan rincian mingguan atau pertemuan-pertemuan pembelajaran, mencakup topik, kegiatan pembelajaran, dan sumber daya yang akan digunakan.

4)    Kontrak Pembelajaran (KP): Merupakan kesepakatan formal antara dosen dan mahasiswa mengenai tujuan pembelajaran, tugas, evaluasi, dan harapan yang harus dicapai oleh mahasiswa.

5)    Rubrik Penilaian: Merupakan pedoman yang jelas tentang kriteria penilaian, bobot, dan standar yang digunakan untuk menilai kinerja mahasiswa.

Dokumen pembelajaran ini dikembangkan dan ditetapkan oleh dosen secara mandiri atau bersama-sama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi. Dokumen tersebut juga harus direview dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah direview, dokumen tersebut disahkan oleh tim Kurikulum, Pembelajaran, dan Kemahasiswaan (KBK) serta Ketua Program Studi. Selama pelaksanaan proses pembelajaran, interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar terjadi dalam lingkungan belajar tertentu sesuai dengan yang telah diatur dalam dokumen pembelajaran.

Bentuk pembelajaran dibedakan untuk matakuliah praktikum, matakuliah teori dan matakuliah praktik pada industri (Magang/PKL). Untuk matakuliah praktikum, sistem pembelajaran meliputi: Pemaparan teori, responsi, praktek, seminar/presentasi, dan ujian akhir. Sementara untuk matakuliah teori, sistem pembelajaran meliputi: Pemberian materi, diskusi, latihan, seminar/presentasi, tugas terstruktur, Kuis, UTS dan UAS. Untuk matakuliah praktik pada  industri (magang industri/PKL), meliputi pembekalan teori, praktik di lapangan, seminar/presentasi, UAS. Pelaksanaan praktik pada industri (termasuk industri kecil-menengah) dilakukan pada semester V selama satu semester penuh.  Hal ini untuk mengaplikasikan  dan ilmu yang diperoleh di kampus dan mensinkronkan aplikasi teknologi di industri dengan kebutuhan skill mahasiswa.

Program Studi Teknologi Kimia menerapkan berbagai metode pembelajaran yang mengutamakan peran mahasiswa dalam proses belajar-mengajar. Beberapa metode yang diadopsi termasuk:

·      Student Centered Learning (SCL): Fokus pada peran aktif mahasiswa dalam pembelajaran. Mahasiswa diajak untuk bertanya, berdiskusi, dan mencari jawaban sendiri. Dosen berperan sebagai fasilitator pembelajaran, membimbing dan mendukung mahasiswa dalam eksplorasi pengetahuan.

·      Computer Based Learning: Pemanfaatan teknologi komputer dalam pembelajaran, mencakup berbagai model seperti drill and practice (latihan terfokus), tutorial (pembelajaran mandiri dengan panduan), simulasi (pengalaman visual mengenai situasi tertentu), dan eksperimen virtual (percobaan dalam lingkungan digital). Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan menggunakan perangkat komputer, mendukung pembelajaran yang mandiri dan interaktif.

·      Self Learning: Mendorong mahasiswa untuk mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran mereka. Mahasiswa didorong untuk belajar secara mandiri, mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, dan mengambil langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Selain itu, program ini juga melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum secara berkala. Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan, serta untuk mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa. Pengembangan kurikulum dilakukan agar sesuai dengan tuntutan perkembangan profesi di dalam maupun luar negeri. Dengan mengadopsi metode pembelajaran yang inovatif dan mendukung pengembangan diri mahasiswa, Program Studi Teknologi Kimia berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.           

Metode pembelajaran yang diadopsi di program Teknologi Kimia mencakup berbagai pendekatan yang dirancang untuk mengaktifkan mahasiswa dan memperdalam pemahaman mereka. Beberapa metode tersebut meliputi:

a)     Small Group Discussion (SGD): Mahasiswa membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh dosen atau materi yang mereka temukan sendiri. Dalam aktivitas kelompok kecil, mahasiswa belajar menjadi pendengar yang baik, bekerja sama dalam tugas bersama, memberikan dan menerima umpan balik konstruktif, menghormati perbedaan pendapat, mendukung argumen dengan bukti, dan menghargai sudut pandang yang beragam.

b)    Simulasi/Demonstrasi (SD): Simulasi membawa situasi mirip kehidupan nyata ke dalam kelas, memungkinkan mahasiswa mempraktekkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Metode ini mencakup permainan peran, latihan simulasi, dan model komputer.

c)     Discovery Learning (DL): Metode ini mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan informasi yang tersedia, baik dari dosen maupun penelitian mandiri, untuk membangun pengetahuan mereka melalui pembelajaran mandiri.

d)    Self-Directed Learning (SDL): Mahasiswa memimpin proses belajar mereka sendiri dengan bimbingan dosen sebagai fasilitator. Metode ini mendorong tanggung jawab individu dalam belajar dan mengasah kemampuan mandiri dalam memahami materi.

e)     Cooperative Learning (CL): Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok terstruktur untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. Pembelajaran ini mengembangkan kebiasaan belajar aktif, tanggung jawab individu, kemampuan kerjasama, dan keterampilan sosial.

f)     Collaborative Learning (CbL): Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok berdasarkan konsensus untuk memecahkan masalah atau tugas terbuka. Pembentukan kelompok, prosedur kerja kelompok, dan penilaian hasil kerja kelompok ditentukan melalui kesepakatan bersama.

g)    Contextual Instruction (CI): Materi pembelajaran dihubungkan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, memotivasi mahasiswa membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam konteks kehidupan nyata.

h)    Project-Based Learning (PjBL): Mahasiswa terlibat dalam pembelajaran yang melibatkan proses pencarian informasi yang terstruktur dan mendalam terhadap pertanyaan otentik dan kompleks. Mereka mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui proyek-proyek yang dirancang dengan cermat.

i)      Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I): Mahasiswa memecahkan masalah melalui pencarian informasi dan analisis data. Mereka menghadapi masalah yang relevan dengan kompetensi yang dituntut oleh mata kuliah, melakukan penelitian, dan menghubungkan data dengan masalah untuk mengembangkan solusi.

Dengan menggunakan beragam metode pembelajaran ini, program Teknologi Kimia memastikan bahwa mahasiswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, memperdalam pemahaman mereka, dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan bidang studi mereka. Metode-metode ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan profesional.